Jumat, 30 Januari 2015

PROPOSAL PTK PBA


PROPOSAL PTK

Penerapan Metode Muhadasah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Keberhasilan Siswa Kelas III MTs. Wahid Hasyim Batang

Memenuhi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu H. Bisri Mustofa, M.A








Disusun oleh:
Devi Zuliyanti Khasanah

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014


PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.
Tujuan pengajaran bahasa Arab menentukan approach, metode dan teknik pengajaran bahasa itu. Approach yang di dalam bahasa Arab disebut al-madkhol adalah seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas approach yang telah dipilih. Teknik yaitu apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode. Dengan lain perkataan, approach, metode dan teknik mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan pengajaran bahasa. (Arsyad, 2002)
Oleh karena itu tujuan pengajaran suatu bahasa haruslah dirumuskan sedemikian rupa agar arah yang akan dituju tepat mengenai sasaran. Pengajaran bahasa Arab menurut Masri bertujuan :
a.       Memberikan pengetahuan dan kemahiran berbahasa Arab kepada siswa sebagai salah satu bahasa ilmu pengetahuan dan komunikasi
b.      memberikan kemampuan berbahasa Arab kepada siswa agar dapat berbicara, membaca, dan menulis
c.       menyiapkan siswa supaya memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Arab sebagai syarat untuk melanjutkan studi ke dalam dan ke luar negeri yang menggunakan bahasa Arab
d.      menyiapkan siswa supaya mampu berbahasa Arab sebagai bekal untuk bekerja pada bidang-bidang yang menggunakan bahasa Arab seperti informasi, pariwisata, pelayanan jasa baik di dalam maupun di luar negeri terutama di Timur Tengah
e.       siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum Islam.
Dalam mengajarkan bahasa Arab hendaknya dimulai dengan percakapan, meskipun dengan kata-kata yang sederhana yang telah dimengerti dan dipahami oleh anak didik. Selain itu diharapkan untuk mengaktifkan semua panca indra anak didik, lidah harus dilatih dengan percakapan, mata dan pendengaran terlatih untuk membaca dan tangan terlatih untuk menulis dan mengarang, serta mementingkan kalimat yang mengandung pengertian dan bermakna.
Nilai pengajaran bahasa Arab merupakan efek dari pengajaran bahasa terhadap manusia dan sejauh mana efek tersebut berfungsi terhadap diri manusia. Secara garis besar nilai pengajaran bahasa itu meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.        Nilai Material. Dalam pengajaran bahasa diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan mengenai seluk beluk bahasa, misalnya gramatika bahasa, perbendaharaan bahasa/kata, pembentukan kata, perkembangan bahasa, peribahasa, dan sebagainya.
2.        Nilai Formil (Pendidikan). Setiap guru yang mengajar tidak lepas daripada penggunaan bahasa. Pengajaran tanpa menggunakan bahasa yang baik akan menghasilkan pengetahuan yang tak karuan ujung pangkalnya. Dalam mengajar guru hendaknya introspeksi terhadap bahasa yang dipergunakannya dalam menyampaikan setiap bahan pelajaran kepada anak didiknya. Dengan mengajar guru melatih anak didiknya dengan bahasa yang baik, benar, jelas dan terang. Guru berbuat, bertindak dan berbicara (berbahasa) harus dapat menjadi suri tauladan dan contoh yang baik bagi anak didiknya.
3.        Nilai Praktis. Ketrampilan dan kepandaian berbahasa pada seseorang berarti sanggup mendengar, menangkap, menanggapi dan mengingat sebaik-baiknya setiap apa yang didengar atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. (Shadry, 1980 : 28)
Adapun penyebab gagalnya suatu pengajaran bahasa asing terutama bahasa Arab menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002: 35) ialah: anak didik tidak produktif, anak didik mempunyai sifat ketergantungan, tidak ada komunikasi humanistik antara orang-orang yang ada di dalam kelas, perhatian tidak terfokus, tidak terlibat secara utuh, anak didik terlalu sering disuruh "Menghafal".
Bermula dari permasalahan di atas itulah penulis bermaksud untuk membahas salah satu metode pengajaran bahasa yang baik dan menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dengan  memberi judul "Penerapan Metode Muhadasah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Keberhasilan Siswa Kelas III MTs. Wahid Hasyim Batang".
B.         Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas maka permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.        Bagaimana penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas III dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di MTs. Wahid Hasyim Batang?
2.        Bagaimana hasil peningkatan keberhasilan siswa kelas III MTs. Wahid Hasyim Batang dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode muhadasah?
C.        Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan penelitian dalam Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
1.        Untuk mengetahui penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas III dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTs. Wahid Hasyim Batang.
2.        Untuk mengkaji hasil peningkatan keberhasilan siswa kelas III MTs. Wahid Hasyim Batang dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode muhadasah.
D.        Manfaat Penelitian
Dengan terungkapnya beberapa masalah tentang penerapan metode muhadasah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:
(1)     Siswa
a.       Agar anak didik dapat melafadzkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan benar.
b.      Melatih pengucapan anak didik untuk terampil berbahasa Arab.
c.       Melatih anak didik agar baik ucapannya dan melatih jiwa serta mental yang disiplin.
d.      Melatih siswa agar terbiasa berbicara bahasa Arab di kelas.
(2)     Guru.
a.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bertanya di kelas dengan bahasa Arab.
b.      Memberikan semangat/dorongan terhadap anak didik supaya memiliki keberanian dalam berbicara bahasa Arab.
c.       Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
(3)     Sekolah.
Mengembangkan kemauan, minat, usaha, dan perhatian siswa melalui berbagai acara yang berhubungan dengan pengajaran bahasa Arab seperti diadakannya lomba pidato bahasa Arab di sekolah maupun antar sekolah lain.
(4)     Pengembang Kurikulum.
Penerapan metode muhadasah pada siswa ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian pendidikan dan sebagai pengalaman para pengajar bahasa dalam menghadapi peserta didik yang sulit memperoleh bahasa Arab.
(5)     Khasanah Ilmu.
a.       Sebagai  eksperimen lanjutan di kelas-kelas bahasa dalam rangka meningkatkan pemerolehan bahasa Arab di Indonesia.
b.      Melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang pengajaran bahasa Asing terutama bahasa Arab.
E.         Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, kemudian membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Inilah hipotesis.
Oleh karena itu dalam merumuskan hipotesis peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap :
  1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
  2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Persyaratan hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 65) adalah sebagai berikut :
  1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
  2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variable.
  3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Jika metode muhadasah itu dapat diterapkan terhadap siswa kelas III MTs. Wahid Hasyim Batang maka tingkat keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab akan meningkat.



F.    Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.               Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan keberhasilan dan prestasi belajar siswa.
2.               Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas III.
3.               Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di III MTs. Wahid Hasyim Batang
4.               Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I.
























BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Metode
Metode adalah cara yang teratur dan sitematis untuk mencapai tujuan, cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Prof. Dr. Winarno Surahmad (1986) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode yang diterapkan, maka makin efektif pencapaian tujuan. Sedangkan untuk menetapkan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor yang di antaranya adalah tujuan yang akan dicapai dan yang merupakan faktor utama.
Adapun yang dimaksud metode pengajaran menurut Abu Bakar Muhammad (1981) adalah sebagai suatu aturan yang dilalui oleh guru di dalam menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan itu kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, karena metode dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1)      Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya
2)      Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya
3)      Situasi yang beragam keadaannya
4)      Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya
5)      Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
Metode Pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Metode Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang lain. Hal ini berarti pula bahwa di dalam memilih metode yang akan dioperasikan dalam interaksi belajar mengajar, senantiasa dengan mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.
Para pendidik (guru) harus memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik siswa.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya diharapkan main efektif pula pencapaian tujuan tersebut.
Penggunaan metode yang tepat alam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara metode dan materi yang disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara keduanya terjadi kesenjangan maka tujuan yang dicita-citakan tidak akan tercapai. Dengan demikian metode menempati peranan yang penting dan sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Untuk itu metode harus mendapatkan perhatian dari para pendidik.
Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas.
Demikian juga tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan.
Dalam sebuah buku yang berjudul Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002 : 24) mencatat ada enam unsur dasar dari suatu metode, yaitu :
a)      Authority, yaitu adanya semacam ثقة dari seorang guru, membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
b)      Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima "authority" dari guru. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak kecil.
c)      Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang guru.
d)     Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e)      Rhythm, yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama dalam.
f)       Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar irama musik.
B.     Metode Muhadasah
Pelajaran muhadasah merupakan pelajaran bahasa Arab yang pertama-tama diberikan. Sebab tujuan utama pengajaran bahasa Arab adalah agar siswa mampu bercakap-cakap (berbicara) dalam pembicaraan sehari-hari dengan berbahasa Arab dan membaca Al-Qur'an, dalam shalat dan do'a-do'a, yang disebut berbahasa itu adalah berbicara lisan.
Metode muhadasah yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata-kata.
Tujuan  pengajaran muhadasah :
a.       Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab.
  1. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional yang ia ketahui.
  2. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV, tape recorder.
  3. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-Qur'an, sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
Saran-saran yang harus diperhatikan dalam pengajaran bahasa Arab yang menggunakan metode muhadasah :
a)      Pembicaraan yang fasih di hadapan murid.
b)      Ditekankan penyusunan jawaban murid dalam kalimat yang sempurna.
c)      Pembetulan kesalahan ucapan murid harus diperhatikan.
d)     Murid harus menghafal kalimat-kalimat yang terpilih, sesuai dengan tingkat pemikirannya.
e)      Mengulang-ulang pertanyaan dengan susunan kalimat yang berbeda-beda, di mana jawabannya sesuai dengan bentuk pertanyaan sedapat mungkin.
f)       Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sekitar yang sudah ada dalam pengetahuan murid.
g)      Bahan muhadasah itu harus seuai dengan tingkat umur dan kemampuan mereka.
h)      Guru harus memilih kata-kata baru yang sulit yang sesuai dengan pengetahuan mereka.
i)        Guru harus menggunakan berbagai alat peraga yang lazim untuk memudahkan pemahaman mereka terhadap pelajaran itu. (Muhammad: 1981: 58)
Metode mengajarkan muhadasah:
1)      Mempersiapkan acara/materi muhadasah dengan matang dan menetapkan topik yang akan disajikan.
2)      Materi muhadasah hendaklah disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan anak didik.
3)      Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu muhadasah.
4)      Guru hendaklah menjelaskan terlebih dahulu arti kata-kata yang terkandung dalam muhadasah, dengan menuliskannya di papan tulis.
5)      Pada muhadasah tingkat lebih tinggi, anak didiklah yang lebih banyak berperan, sedangkan guru menetukan topik yang akan dimuhadasahkan.
6)      Setelah muhadasah selesai dilakukan, guru kemudian membuka forum soal jawab dan hal-hal yang perlu untuk didiskusikan mengenai muhadasah yang baru saja selesai.
7)      Penguasaan bahasa secara aktif.
8)      Di dalam kelas, guru harus selalu berbicara di dalam bahasa Arab.
9)      Jika muhadasah akan dilanjutkan kembali pada pertemuan berikutnya, maka guru menetapkan batas dan materi pelajaran yang akan disajikan berikutnya, agar siswa dapat lebih mempersiapkan dirinya.
10)  Mengakhiri pertemuan pengajaran, dengan memberi dorongan dan semangat siswa untuk lebih giat belajar.

C.    Keberhasilan Belajar Mengajar
Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut. Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah :
1.      Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
  1. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Tingkat keberhasilan proses mengajar tersebut sebagai berikut :
a)      Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
b)      Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c)      Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s/d 75% saja dikuasai oleh siswa.
d)     Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 66% dikuasai oleh siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan :
a.       Tujuan. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
  1. Guru. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
  2. Anak didik. Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah yang merupakan unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar serta sebagai hasil dari kegiatan itu yaitu keberhasilan belajar mengajar. (Djamarah : 1995 : 123)


BAB III
METODE PENELITIAN
A.           Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaborasi, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran.  PTK yaitu suatu kegiatan menguji cobakan suatu ideke dalam  praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
B.           Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Wahid Hasyim Batang yang terletak di jalan Wahid Hasyim, Warungasem, Batang, Jawa Tengah. Adapun pelaksanaan penelitian pada semester I tanggal 4 bulan Agustus sampai 8 September 2015.
C.            Desain Penelitian
Desain penelitian ini meliputi:
a.          Perencanaan Tindakan
Penelitian ini memiliki rencana untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi kinerja  menuju proses keberhasilan belajar mengajar bahasa Arab di kelas III MTs Wahid Hasyim Batang, dengan menerapkan metode muhadasah sesuai dengan materi pengajaran yang disampaikan.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 4 Agustus – 8 September 2015 dengan enam kali pertemuan tepatnya tiap-tiap hari Selasa, sebab hari Selasa adalah hari mengajar untuk mata pelajaran bahasa Arab di kelas III MTs Wahid Hasyim Batang. Berbagai alat pengajaran yang digunakan penulis untuk meneliti adalah: Buku Pelajaran Bahasa Arab untuk MTs.
b.         Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini disesuaikan dengan rencana tindakan pembelajaran di atas yang difokuskan pada hari Selasa sebagai hari mengajar untuk mata pelajaran bahasa Arab. Adapun kegiatan-kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :
Pertemuan I (Selasa, 4 Agustus 2015)
A. Tahap awal :
a.       Salam pembukaan
B. Tahap inti :
Perkenalan antara penulis dengan siswa :
a.       Memperkenalkan diri satu persatu yang dimulai dari penulis dan dilanjutkan dengan siswa
b.      Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penulis di MTs Wahid Hasyim Batang
C. Tahap akhir :
Peneliti menutup pertemuan
Pertemuan II (Selasa, 11 Agustus 2015)
A. Tahap awal :
a.       Salam pembuka
b.      Presensi siswa
B. Tahap inti :
a)      Penulis memulai pelajaran dengan muhadasah bahasa Arab
b)      Penulis menjelaskan tentang materi pelajaran
C. Tahap akhir :
a.       Penulis memberikan semangat tentang pelajaran muhadasah
  1. Salam penutup
Pertemuan III (Selasa, 18 Agustus 2015)
A. Tahap awal :
a. Salam pembuka
b. Presensi siswa

B. Tahap inti :
a.       Penulis menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
  1. Penulis meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang mempraktekkan dialog di depan kelas  selama pengajaran berlangsung.
C. Tahap akhir :
1.      Penulis memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang terdapat di dalam muhadasah tersebut
2.      Penulis mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan IV (Selasa, 25 Agustus 2015)
A. Tahap awal :
a.       Salam pembuka
  1. Presensi siswa
B. Tahap inti :
a.       Penulis memulai pelajaran dengan muhadasah terlebih dahulu
  1. Penulis meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada minggu sebelumnya
  2. Penulis menyuruh sambil mengamati salah satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan rumah di depan kelas
  3. Penulis meneruskan pelajaran berikutnya
C. Tahap akhir :
a.       Penulis mengakhiri pelajaran dengan memberikan motivasi terhadap siswa
b.      Salam penutup (do'a)
Pertemuan V (1 September 2015)
A. Tahap awal :
a.       Salam pembuka
b.      Presensi siswa
B. Tahap inti :
a.       Penulis menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
b.      Penulis meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang mempraktekkan dialog di depan kelas  selama pengajaran berlangsung.
C. Tahap akhir :
a.       Penulis memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang terdapat di dalam muhadasah tersebut
b.      Penulis mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan VI (Selasa, 8 September 2015)
A. Tahap awal :
1.      Salam pembuka
2.      Presensi siswa
B. Tahap inti :
1.      Penulis menyimpulkan semua pelajaran yang telah diberikan kepada siswa
2.      Guru memberi evaluasi kepada siswa tentang semua materi yang telah diajarkan
3.      Siswa diminta untuk membuat kritik dan saran yang membangun terhadap penulis selama proses pengajaran dan penelitian di kelas
C. Tahap akhir :
1.      Penulis mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih kepada siswa jika selama pengajaran dan penelitian terdapat kesalahan
2.      Salam penutup (do'a)

c.       Analisis dan Refleksi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Berikut ini disajikan format pengamatan penulis terhadap siswa kelas III MTs Wahid Hasyim Batang tentang penerapan metode muhadasah di kelas :
1.      Guru memulai pelajaran dengan muhadasah terlebih dulu (observasi selama 15 menit pada awal jam pelajaran) dengan frekuensinya
a.       Siswa merespon kegiatan guru dengan antusias        
b.      Siswa mulai menyenangi pelajaran bahasa Arab        
c.       Siswa merasakan keadaan belajar di kelas nyaman   
d.      Siswa menganggap bahasa Arab itu mudah dipahami dan diterapkan di manapun berada, baik di dalam/di luar kelas     
  1. Setelah guru mempraktekkan muhadasah, kemudian bertanya kepada siswa tentang semangat dan keinginan mereka mempelajari bahasa Arab melalui metode muhadasah ini
a.       Sangat semangat                    
b.      Semangat                               
c.       Cukup semangat                    
d.      Tidak semangat                      
Pemerolehan data akan diketahui tingkat siswa yang mempunyai semangat dan keinginan dalam mempelajari bahasa Arab melalui metode muhadasah.
d.      Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dari pengamatan (observasi) terhadap siswa saat penerapan pembelajaran berlangsung. Data untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test). Sumber data penelitian adalah siswa kelas III sebagai obyek penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.    Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.



2.    Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon  atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan Metode Muhadasah.
3.    Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa descriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
4.    Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choice agar banyak materi tercakup
5.    Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis membuat catatan-catatan dari hasil data yang diperoleh selama penelitian berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan metode muhadasah. Selain itu penulis juga memperoleh data yang berasal dari :
a.       Pengamatan partisipatif. Penulis terlibat langsung dan bersifat aktif  dalam pengumpulan data.
  1. Pembuatan jurnal harian. Melalui kegiatan ini penulis dapat mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
  2. Observasi aktivitas kelas. Dilakukan pada saat proses pengajaran dengan menerapkan metode muhadasah di kelas.
  3. Interaksi pembelajaran di kelas. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru, atau siswa lain selama kegiatan belajar di kelas.



e.       Analisis data
1.    Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
2.    Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan belajar.
f.       Jadwal Penelitian
Jadwa penelitian yang direncanakan adalah pada semester II tahun ajaran 2015-2016.













DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April. 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V. Jakarta. Rineka Cipta. 2002.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs., dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta : 2002.
Masri, Nasir, Drs., dkk, Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA. Team Penyusun Pelajaran Bahasa Arab MGMP Bahasa Arab Jatim. Oktober. 1992.
Shadry, Abdur Ro'uf, Drs., Nilai Pengajaran Bahasa Arab dan Sejarah Perkembangannya. Bandung. Bina Cipta. 1980. 
Yusuf, Tayar, Drs, H., dkk., Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 1997.

 

4 komentar: